Rabu, 28 Agustus 2013

Mengapa Nyala Api Kompor Gas Berwarna Biru Sedangkan Nyala Lilin Berwarna Kuning

Nyala api kompor gas berwarna biru, tetapi nyala lilin berwarna kuning.  apa yang menyebabkan kedua nyala itu berbeda warna?

Ini menyangkut masalah berapa banyak oksigen yang tersedia untuk menyalakan bahan bakar.  Oksigen yang banyak menyebabkan nyala berwarna biru, sedangkan oksigen yang terbatas menyebabkan nyala berwarna kuning.  Mari kita perhatikan nyala kuning terlebih dahulu.

Sebatang lilin sesungguhnya sebuah mesin pembuat nyala yang sangat kompleks.  Pertama, sebagian lilin harus meleleh, kemudian lilin cair itu harus bisa memanjat sumbu, terus harus bisa menguap menjadi gas, dan baru setelah itu dapat terbakar, bereaksi dengan oksigen dalam udara untuk membentuk karbon dioksida dan uap air.  Ini proses yang sangat tidak efektif.

Supaya pembakaran itu bisa efisien 100 persen, lilin harus dapat diubah seluruhnya menjadi karbon dioksida dan air yang tidak kelihatan.  Akan tetapi nyala lilin tidak bisa mendapatkan oksigen yang diperlukannya kalau hanya mengambil dari udara di sekitarnya.  Udara di sekitar lilin, yang sebetulnya kaya dengan oksigen, ternyata tidak sanggup mengalir cukup cepat untuk mengimbangi semua parafin yang meleleh dan menguap, yang siap untuk dibakar.

Sementara itu, di bawah pengaruh panas, sebagian parafin yang tidak terbakar terurai, antara lain menjadi partikel-partikel karbon sangat kecil.  Partikel-partikel ini, karena panas dari pembakaran, menjadi berpendar, membara dengan cahaya berwarna kuning benderang.  Maka itulah sebabnya nyala lilin berwarna kuning.  Ketika partikel-partikel karbon yang berpendar mencapai bagian puncak nyala, hampir semuanya mendapatkan oksigen yang memadai untuk ikut terbakar juga.

Hal yang sama terjadi pada lampu minyak tanah, api bakaran kertas, api unggun, kebakaran hutan, dan kebakaran rumah, semua mempunyai nyala berwarna kuning.  Sebabnya hanya karena udara tidak dapat mengalir cukup cepat untuk membakar bahan bakar terbakar seluruhnya menjadi karbon dioksida dan air.

Di pihak lain kompor gas memang menggunakan bahan bakar berwujud gas, jadi tidak memerlukan proses penguapan.  Cara ini memudahkan bahan bakar bercampur dengan udara sebanyak-banyaknya, sehingga reaksi pembakaran dapat berlangsung dengan cepat.  Karena bahan bakar di sini terbakar hampir seluruhnya, kita mendapatkan nyala yang jauh lebih panas.  Nyala apinya juga jernih dan transaparan karena tidak dikotori oleh partikel-partikel karbon.

Ingin lebih panas lagi? Mengapa tidak mencampurkan oksigen murni sebagai pengganti udara, dengan bakar gas?  Bagaimanapun, kandungan oksigen dalam udara hanya 20 persen.  Sebuah glassblower menggunakan penyembur api yang mencampurkan oksigen dengan gas metan untuk menghasilkan nyala api dengan temperatur sekitar 1600 derajat Celcius.  Penyembur api tukang las, yang juga disebut oxy-acetylene torch, mencampur oksigen dengan gas asetilena, dapat menghasilkan nyala dengan temperatur sekitar 3300 derajat Celcius.  Nyala api tersebut biru. Namun bisa juga berwarna kuning apabila setelannya kurang pas sehingga gas bahan bakar tidak mendapatkan oksigen yang memadai untuk pembakaran sempurna.  Nyala kuning tersebut juga menghasilkan jelaga.

citrusgrandisleafoil.16mb.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar