Sabtu, 22 Maret 2014

Teknologi Tepat Guna Untuk Daerah Yang Kesulitan Air Bersih

Setiap memasuki musim kemarau di daerah yang kesulitan air bersih biasanya memanfaatkan tandon air yang terisi saat musim hujan, tetapi jumlah kebutuhan air yang tidak sedikit seperti untuk masak, mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya seperti ternak, membuat persediaan air tidak dapat tercukupi.

Tidak mudah memang mendapatkan sumber mata air di daerah yang kesulitan air bersih. Seperti kawasan berkapur gunung kidul Yogyakarta misalnya, kita tahu gunung kidul dekat dengan pantai selatan samudera Hindia, air laut pantai selatan dapat dimanfaatkan sebagai sumber mata air yang berlimpah, tetapi air laut tidak dapat dipakai secara langsung karena rasanya asin. 

Teknologi tepat guna yang dapat digunakan untuk menghilangkan rasa asin air laut yaitu teknologi destilasi atau penyulingan.  Penyulingan dapat dilakukan dengan teknologi yang modern maupun dengan teknologi yang sederhana.  Pada dasarnya penyulingan dengan menggunakan teknologi modern maupun sederhana intinya sama saja, yang membedakan hanya pada alat dan tempat yang digunakan.

Disini saya hanya ingin menguraikan tahap penyulingan dengan teknologi sederhana saja. Yang pertama kali dilakukan adalah menyedot air laut melalui pipa pralon ke bak penampungan pertama menggunakan pompa sederhana bertenaga angin/ombak, menggunakan pompa gravitasi atau bisa juga menggunakan pompa bertenaga listrik yang di ujung pipa pralon dipasangi alat penyaring kotoran supaya kotoran tidak masuk ke mesin pompa sehingga pompa tidak cepat rusak.  Tetapi perlu diingat untuk mesin pompa bertenaga listrik seperti dipasaran akan cepat berkarat bila terkena air laut, selain itu kita harus mengeluarkan biaya lebih untuk menyediakan energi listriknya.

Dari penampungan pertama, air dialirkan ke dalam bak penyulingan yang terbuat dari logam atau kaca berwarna hitam yang bentuknya dibuat seperti akuarium beratap. Bak penyulingan ini hendaknya dilengkapi pelampung otomatis yang dapat mengisi air sendiri bila tinggi permukaan airnya berkurang.  Penyulingan dapat menggunakan tenaga panas dari matahari dengan bantuan cermin pemantul yang dibuat seperti parabola atau cermin datar yang dibuat agak lengkung yang diarahkan menghadap ke matahari langsung, sedangkan bak penyulingan dari kaca hitam ditempatkan pada titik fokus cermin pemantul tersebut. Untuk bak penyulingan yang terbuat dari logam dapat juga menggunakan tenaga panas dari kompor biogas yang gasnya diperoleh dari bak biogas digester. Tentunya kita harus mendesign bak biodigester terlebih dahulu supaya menghasilkan biogas.

Penyulingan akan menghasilkan air tawar yang menetes dari atap bak penyulingan dan garam kasar di dasar bak penyulingan.  Air hasil penyulingan dialirkan melalui pipa pralon untuk ditampung di bak penampungan kedua, yang kemudian dapat dialirkan ke bak penampungan berikutnya menggunakan pompa bila rumah warga lebih tinggi dari bak penampungan kedua.  Sementara garam dapat dimanfaatkan warga sekitar pantai untuk kebutuhan membuat ikan asin.

Rancangan Sederhana