Keadaan serba kotor yang dijumpai dalam pembuatan sabun bertentangan sekali dengan penggunaannya sebagai pembersih yang tiada bandingnya untuk hampir segala hal setidaknya sejak 2000 tahun terakhir. Pembuatannya tak pernah sulit, bahan-bahan dasarnya murah dan mudah didapat, yaitu lemak dan abu kayu. Kadang-kadang, orang juga menggunakan kapur.
Kita dapat membuatnya dengan cara seperti yang dilakukan oleh orang - orang romawi: Batu kapur dipanaskan untuk menghasilkan kapur. Kapur yang basah ditaburkan ke atas kayu yang masih panas kemudian diaduk sampai rata. Selanjutnya, dengan sebuah sekop, orang menyendok bubur kelabu yang dihasilkan ke dalam sebuah bejana berisi air panas dan mendidihkannya dengan tambahan beberapa potong lemak domba selama beberapa jam. Ketika lapisan buih berwarna cokelat kotor yang tebal terbentuk di permukaannya, dan menjadi keras setelah dingin, mereka memotong - motong lapisan keras tadi, itulah sabun kita.
Atau, barangkali kita lebih suka pergi ke toko kemudian membeli sabun komersial masa kini yang sudah sangat dimurnikan. Selain sabun, yang sebetulnya sebutan senyawa kimia tertentu, orang menambahkan bahan pengisi, pewarna, parfum, deodoran, agen anti-bakteri, bermacam-macam krim dan losion, selanjutnya diiklankan dengan gencar. Kadang-kadang kadar iklan sebuah produk komersial lebih besar daripada kadar sabunnya sendiri.
Setiap sabun dibuat melalui reaksi antara lemak dengan bahan yang disebut Alkali - basa yang sangat kuat. Sebagai ganti lemak domba, sabun masa kini terbuat dari bermacam-macam lemak, termasuk lemak daging sapi, kambing, juga minyak kelapa, minyak biji kapas, dan minyak zaitun. Alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun sekarang biasanya adalah bahan yang disebut lye (soda api atau natrium hidroksida). Kapur juga alkali yang mudah di dapat, sedangkan abu kayu kadang-kadang masih dipakai meski hanya sedikit karena bahan ini mengandung kalium karbonat yang bersifat basa.
Karena dibuat melalui pencampuran sebuah senyawa organik (asam lemak) dengan senyawa anorganik (alkali), molekul sabun mempertahankan beberapa ciri kedua orang tuanya. Molekul sabun mempunyai sebuah kaki organik yang senang bergandengan dengan bahan-bahan organik berminyak, dan sebuah kaki anorganik yang senang bergandengan dengan air. Itu sebabnya sabun mempunyai kemampuan tiada banding dalam menarik kotoran berminyak dari tubuh atau pakaian ke dalam air.
Kalau kita membaca bahan-bahan kimia berikut dalam daftar komponen pada label sebuah sampo, pasta gigi, krim cukur, atau kosmetik, jangan cemas atau terlalu mudah terkesan; semuanya hanya nama kimia untuk sabun: natrium stearat, natrium oleat, natrium palmitat, natrium miristat, natrium laurat, natrium talowat, dan natrium kokoat. Jika "natrium" atau "sodium" digantikan dengan "kalium" atau "potasium", sabun termaksud dibuat dari bahan kalium hidroksida (caustic potash) sebagai ganti soda api atau kaustik soda (lye, atau natrium hidrosida). Sabun kalium lebih lunak, bahkan bisa berwujud cair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar